Sunday, August 31, 2014

UIN ArRaniry Teken MoU dengan UKM Malaysia dan Garuda Indonesia

Akhirnya Ar-Raniry BA yang dulunya bertaraf Institut kini dinaik taraf menjadi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Alhamdulillah sekarang dah ada MOU / perjanjian antara UIN Ar-Raniry dengan UKM. 

Ok ape ada peningkatan, walau aku 4 tahun setengah macam takde ape je.. paling tidak bangga aku pernah belajar dan merasai suasana di Banda Aceh.. pengalaman tu penting.. hohohoho.. moh kite bace sikit ape yang diceritekan berkenaan MOU Ar-Raniry dengan UKM.

Yang bediri kanan sekali tuh Dekan Ushuluddin, sempoi bapak tu, walau nampak garang, tapi tetap stylo.. hehehe.. maybe lepas ni kemasukan pelajar Malaysia ke Ar-Raniry agak mencabar, semua sistem akan dinaiktaraf mengikut standard Universiti. Kalu idak, takde nye UKM nak wehhh...


Banda Aceh, Aktualita.co – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry menandatangi naskah kerjasama dengan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan PT. Garuda Indonesia, kegiatan ini berlangsung dalam rapat senat terbuka upacara wisuda semester genap 2013/2014, Kamis (28/8) di Auditorium Ali Hasjmy Banda Aceh.

Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. H. Syamsul Rijal, M.Ag mengatakan, dalam rangka pengembangan UIN Ar-Raniry di masa mendatang, pimpinan terus melakukan berbagai kegiatan dan peningkatan kualitas kampus, termasuk melakukan kerjasama dengan pihak luar, baik kampus dalam maupun luar negeri serta lembaga lain.

“Kegiatan seperti ini dilaksanakan secara bertahap dan akan terus dilakukan di masa akan datang, dalam upacara wisuda kali ini UIN melakukan penandatanganan naskah kerjasama dengan dua lembaga, yaitu Universitas Kebangsaan Malaysia dan PT Garuda Indonesia,” Kata Rijal.

Warek III menyebutkan, penandatanganan kerjasama dengan UKM dari Malaysia terkait dengan bidang pendidikan, pengajaran, penelitian, penerbitan dan pertukaran pelajar serta program pengabdian masyarakat.

Disebutkan ada lima hal yang menjadi pokok dari penandatangan kerjasama UIN Ar-Raniry dengan UKM, pertama pertukaran pelajar antar dua kampus ini, pertukaran ahli akademik atau tenaga pengajar, pertukaran penerbitan bahan akademik yang telah disetujui oleh perpustaan masing-masing perguruan tinggi, kerjasama penelitian yang dapat diterbitkan dalam bentuk karya ilmiah serta kerjasama lain yang sifatnya dapat meningkatkan kualitas kampus.

Selain itu menurut Syamsul Rijal, UIN Ar-Raniry juga melakukan kerjasama dengan PT Garuda Indonesia, panandatanganan kerjasama ini terkait dengan penyediaan jasa transportasi udara untuk UIN Ar-Raniry termasuk karyawan dan keluarga intinya serta relasi pada rute penerbangan domestik dan internasional.

Garuda Indonesia akan memberikan fasilitas seperti harga khusus untuk korporasi, reservasi yang diutamakan, city check-in, bagasi tambahan, dan kargo. Sementara itu, UIN Ar-Raniry sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang bergerak dalam bidang pendidikan, bermaksud untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan Garuda Indonesia. Guna meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya maka Garuda Indonesia berusaha memberikan pelayanan efisien kepada UIN Ar-Raniry antara lain berupa reservasi yang diutamakan (priority reservation).

“Dalam naskah kerjasama antara UIN dengan Garuda Indonesia disebutkan beberapa hal yang merupakan kemudahan bagi kedua pihak, diataranya Garuda Indonesia akan memberikan potongan harga tiket bagi UIN Ar-Raniry sesuai dengan ketentuan yang disebutkan dalam naskah kerjasama,” kata Syamsul Rijal.

Proses penadatangan dilakukan dalam upacara wisuda 2014, naskah ditandatangani langsung oleh Rektor Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, yang disaksikan oleh warek bidang kerjasama. Adapun dari pihak UKM Malaysia ditandatangani oleh Naib Canselor Prof. Datuk Dr. Noor Azlan Ghazali disaksikan Prof. Dato’ Dr Mohd. Mohd Yusof Hj. Otman, sementara dari PT Garuda Indonesia ditandatangi oleh General Manager Banda Aceh Nano Setiawan dan disaksikan oleh Dwi Hernawan.

Dalam sambutannya, Rektor UIN Ar-Raniry mengungkapkan fakta historis bahwa rakyat Aceh dulu telah menyumbangkan harta yang dimiliki untuk pembelian pesawat yang diberi nama Seulawah  RI 01 yang diminta oleh Presiden Soekarno. “Kita tdk minta “bagi hasil”,” ujarnya berkelakar. Namun dimensi historisitas ini tidak boleh dilupakan. Cikal bakal pesawat itu ada di lapangan Blang Kadang Banda Aceh dan satu unit di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. [*PR]

Share:

0 comments: